Cara Kerja Transistor Sebagai Sakelar (Switch)


Cara Kerja Transistor Sebagai Sakelar (Switch) - Hampir sebagian teknisi setidaknya sudah paham cara kerja dari Transistor NPN mapun PNP, dengan pemahanaman mengenai ke 2 perbedaan tersebut dapat membantu reparasi ataupun memperbaiki perangkat elektronika karena komponen ini digunakan di hampir semua sirkuit modern saat ini, bisa dibilang komponen semikonduktor yang satu ini merupakan komponen yang cukup penting dalam perkembangan teknologi saat ini.

Terkadang kita bisa melihat komponen Transistor pada suatu sirkuit rangkaian, contohnya pada Board LCD TV. Namun seiring perkembangan teknologi, penggunaan Transistor pada TV kebanyakan sudah terpadu dalam bentuk IC yang terdiri dari ribuan Transistor bahkan lebih dari itu. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas Transistor sampai ke detailnya. Transistor yang dibahas pada artikel ini yaitu Transistor jenis Bipolat atau biasa disebut dengan BJT (Bipolar Junction Transistor) yang terdiri dari 3 lapisan, 3 kaki terminal dan 2 buah persimpangan semikonduktor. Transistor yang akan kita bahas dikatan Bipolar karena melibatkan 2 jenis pembawa muatan, yaitu Electron yang merupakan pembawa muatan negatif dan Hole yang berperan sebagai pembawa muatan positif. Transistor jenis ini mempunyai 3 wilayah bagian yaitu Basis, Emitor dan Kolektor. Kemudian terbagi lagi menjadi 2 jenis Transistor Bipolar yaitu NPN dan PNP.

Untuk pemahaman lebih dalam mengenai perbedaan Basis, Emitor dan Kolektor akan saya jelaskan sebagai berikut ini. Basis adalah doping ringan yang akan meneruskan elektron dari kawasan Emitor ke Kolektor. Lalu pada kawasan Kolektor yang di doping berperan untuk mengumpulkan elektron dari kawasan Basis. Kolektor sendiri memiliki kawasan yang lebih besar dengan panas yang lebih dari kedua kawasan lainnya (Basis dan Emitor). Emitor sendiri merupakan kawasan atau region yang di doping berat untuk memancarkan elektron ke Basis.

Transistor Bipolar atau BJT memiliki dua jenis transistor, yaitu NPN dana PNP. Keduanya berfungsi sama namun berbeda dalam hal biasing dan polaritas catu daya. Dalam Transistor PNP, antara dua bahan tipe-P bahan tipe_N diapit sedangkan dalam kasus Transistor NPN bahan tipe-P diapit antara 2 bahan tipe-N. Kedua jenis tersebut dapat dikonfigurasikan ke dalam berbagai tipe seperti common collector, konfigurasi basis umum dan common emitor.

Mode Pengoperasian Trasistor

Bergantung pada kondisi bias seperti maju ataupun mundur (Reverse). Trasistor mempunyai 3 mode operasi utama, yaitu mode aktif, saturasi dan Cut-off. Berikut ini merupakan tiga mode operasi pada transistor.

1. Mode Cut-Off

Dalam mode ini transistor umumnya digunakan sebagai penguat arus. Mode jenis ini, persimpangan antara basis kolektor dan perimpangan basis emitor dibiaskan terbalik. Pada gilirannya tidak memungkinkan arus mengalir dari kolektor ke emitor pada tegangan basis-emitor rendah. Perangkat pada mode ini sepenuhnya dimatikan (Off) karena arus yang mengalir melalui perangkat dalam nol (0).

2. Mode Saturasi

Mode jenis ini, baik pada basis emitor dan persimpangan basis kolektor maju bias. Arus yang mengalir bebas dari kolektor ke emitor ketika tegangan basis-emitor tinggi. Dalam mode tersebut, perangkat sepenuhnya akan aktif (ON)

3. Mode Aktif

Pada mode aktif, 2 persimpangan berbeda bias yang berarti persimpangan basis emitor maju bias sedangkan persimpangan kolektor-basis bias terbalik. Dalam mode ini, arus yang mengalir antara emitor dan kolektor dengan jumlah aliran arus sebanding dengan arus basis.

Transistor Sebagai Sakelar (Switch)

Fungsi transistor sebagai sakelar sering digunakan berbagai perangkat elektronik karena mempunyai keandalan yang signifikan dengan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan relay konvesional. Pengaplikasian Switching jenis ini biasanya digunakan untuk mengendalikan motor, solenoid, beban lampu dan lain sebagainya. Perlu dikathui, kedua jenis transistor Bipolar yaitu Transistor PNP dan NPN yang dapat digunakan sebagai sakelar. Sedangkan untuk menggerakan perangkat yang berdaya tinggi, kita dapat menggunakan transistor daya cukup tinggi untuk menggerakannya.

Sebagai contoh penggunaan Transistor NPN sebagai sakelar. Sebuah Transistor bisa beroperasi sebagai sakelar jika terdapat tegangan pada terminal basis. Pada saat tegangan cukup (Vin > 0,7 V) diberikan antara terminal basis dan emitor dengan tegangan kolektor - emitor dengan perkiraan 0 Volt. Oleh karena itu, Transistor bertindak sebagai penghubung (sirkuit tertutup atau hubungan pendek). Arus kolektor VCC / Rc akan mengalir melalui Transistor.

Demikian pula, pada saat tidak ada tegangan atau tegangan nol diterapkan pada inputan Transistor, Transistor beroperasi di daerah cut-off dan bertindak sebagai sirkuit terbuka. Dalam jenis koneksi switching, beban (sebagai contoh pada lampu LED) terhubung ke output switching dengan titik referensi. Jadi, pada saat transistor dinyalakan, arus akan mengalir dari sumber (source) ke tanah (grounding) melalui beban seperti pada gambar dibawah ini.


***


Tag : Electrical
0 Komentar untuk "Cara Kerja Transistor Sebagai Sakelar (Switch)"

Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

Back To Top