Konfigurasi Dasar Pada PLC - Pada sistem Otomasi terutama otomasi industri mempunyai pokok bahasan yang cukup luas, meliputi komponen elektrik baik output maupun input, software dan lain-lain. Pada pembahasan kali ini yaitu tentang perangkat kendali yang bisa diprogram karena merupakan bagian utama dari sebuah sistem otomasi industri. Ada berbagai macam jenis perangkat pengendali yang dapat diprogram seperti Microcontroller, Personal Computer (PC) dan Programmable Logic Controller (PLC), namun yang paling lazim digunakan pada sistem otomasi di industri yaitu menggunakan PLC. Beberapa alasan mengapa PLC paling lazim digunakan yaitu:
- PLC mempunyai ketahanan yang cukup baik terhadap lingkungan industri, dibandingkan dengan PC atau Microcontroller.
- Hampir pada semua jenis PLC menggunakan sebuah bahasa pemrogramman Ladder, yaitu bahasa pemrograman berbasis rangkaian instalasi berisi kontak, timer, relay dan lainnya. Jenis bahasa ini jauh lebih mudah dipelajari dari pada bahasa Codding pada microcontroller yang umumnya berbasis bahasa C atau Basic. Hal ini tentu akan memudahkan teknisi atau maintenance yang umumnya memiliki pengetahuan rangkaian listrik dasar, baik lulusan SMK maupun D3.
- Program yang tersimpan dalam PLC dapat dengan mudah disalin ke PC untuk kemudian dimodifikasi atau dimasukkan ke dalam PLC lain untuk melakukan duplikasi program.
Hampir setiap lini produksi, fungsi mesin atau proses dapat dikendalikan secara otomatis menggunakan PLC (programmable logic control). Kecepatan dan ketepatan dari operasi PLC dapat ditingkatkan menggunakan jenis sistem kontrol ini.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang prinsip kerja dan Konfigurasi PLC sebagai salah satu perangkat kendali dalam otomasi industri. PLC dapat bekerja terus menerus untuk memantau keadaan perangkat input, kemudian membuat keputusan berdasarkan program khusus yang telah dibuat, untuk selanjutnya mengontrol keadaan perangkat yang terhubung sebagai output.
Pada gambar di atas merupakan Scan proses sebagai ilustrasi prinsip kerja dari PLC, yaitu dengan melakukan siklus operasi yang berulang-ulang. Pertama, sekuensial PLC memindai kondisi perangkat input dan melakukan update tabel memori untuk menunjukkan status dari perangkat. Selanjutnya, PLC mengeksekusi program berdasarkan logika yang telah disimpan. Dari hasil proses logika pemrograman tersebut PLC melakukan update tabel memori yang menunjukkan apakah perangkat output harus dalam kondisi ON atau kondisi OFF. Akhirnya, PLC menggunakan status tabel output untuk benar-benar mengubah kondisi perangkat output yang didapat.
Tahap awal untuk dapat mempelajari PLC adalah mengenali konfigurasi perangkat kerasnya (hardware). Gambar di bawah menunjukkan konfigurasi PLC secara umum.
Dan berikut ini merupakan penjelasan dari setiap komponen pada perangkat keras PLC.
Power Supply
Power Supply merupakan penyedia tegangan bagi PLC yang berasal dari sumber listrik utama (PLN). Tegangan yang dihasilkan oleh power supply tergantung dari kebutuhan perangkat yang anda gunakan. Untuk PLC sendiri biasanya mendapat sumber tegangan 24 volt dari power supply.
CPU
Setiap komponen dalam PLC mempunyai fungsi yang berbeda seperti perangkat komputer lainnya. Komponen utama yang mengontrol seluruh sistem yang dikenal sebagai central processing unit. Prosesor pada PLC ini berfungsi untuk mengatur tugas pada keseluruhan sistem PLC. Selain itu, pada sistem ini dilakukan operasi matematis, tugas-tugas diagnostik, manipulasi data dan lain sebagainya. Mikro prosesor yang digunakan oleh PLC bisa dikategorikan berdasarkan panjang atau ukuran jumlah bit dari setiap register-register prosesor tersebut. Ukuran standar jumlah bit yang umum digunakan pada PLC adalah 8, 16, dan 32 bit. Semakin panjang ukuran jumlah bitnya maka semakin cepat proses yang terjadi pada PLC tersebut.
Memori
Memori digunakan sebagai menyimpan data dan instruksi program pengguna. Area ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian penting
Modul Input/Output
Pada modul perangkat input pada PLC terdiri dari beberapa alamat tergantung dari jenis PLC-nya, contohnya sebuah PLC mempunyai 16 alamat input. Alamat tersebut mempunyai nilai logika 0 atau 1. Alamat tersebut dihubungkan dengan komponen-komponen yang berperan sebagai input, seperti limit switch, pushbutton, sensor atau perangkat masukan yang lain melalui terminal yang ada pada PLC. Komponen input tersebut akan mengaktifkan input pada memori sesuai dengan alamat yang tersambung atau diterima. Semisal, pushbutton A dihubungkan ke alamat 0.00 pada modul perangkat PLC.
Seperti pada modul input, alamat pada modul output juga bisa ditentukan tergantung jenis PLC yang digunakan. Modul output dihubungkan dengan jenis komponen-komponen, seperti motor, relay lampu, buzzer dan lain sebagainya. Komponen-komponen yang dihubungkan dengan modul output dapat berfungsi atau aktif jika program yang ada sudah dieksekusi oleh PLC itu sendiri.
***
Tag :
PLC
0 Komentar untuk "Konfigurasi Dasar Pada PLC"
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !