Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-

Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-

Rangkaian elektro pneumatik untuk siklus (A-B+A+B-) - Hai semua, balik lagi di sini... pada kesempatan kali ini penyusun ingin membagikan pengalaman dan ilmu yang sudah penyusun dapatkan tentang memahami elektro pneumatik. Mungkin dari rekan-rekan pembaca sekalian sudah tidak asing dengan apa itu elektro pneumatik. Nah, di kesempatan kali ini penyusun ingin menjelaskan bagaimana cara kerja dari rangkaian elektro pneumatik dengan siklus (A-B+A+B-). Untuk lebih jelasnya, yuk simak artikel di bawah ini.

A. Perbedaan Pneumatik Murni dan Elektro Pneumatik
Sebelum membahas lebih lanjut terkait cara kerja dari rangkaian ini, penyusun ingin menjelaskan kepada pembaca sekalian, apa sih bedanya dari pneumatik murni dengan elektro pneumatik. Elektro pneumatik dan pneumatik murni adalah dua jenis sistem yang menggunakan udara terkompresi sebagai sumber energi, namun memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara kerja dan aplikasi. Perbedaan itu bisa dilihat dari sumber kontroler, dimana pneumatik murni untuk kontrol-nya dilakukan secara manual atau menggunakan katup pneumatik yang dioperasikan secara mekanis. Sedangkan elektro pneumatik dilakukan menggunakan sinyal listrik dari kontroler atau komputer yang mengaktifkan atau menonaktifkan katup pneumatik. Lalu dari sisi fleksibilitas, untuk pneumatik murni terbatas dalam mengontrol dan mengatur aliran udara. Sedangkan kubu lawan (Elektro pneumatik) memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam mengontrol dan mengatur aliran udara, dapat diintegrasikan dengan sistem lain. Dari faktor kecepatan respon yang relatif lambat karena kontrol dilakukan secara manual atau mekanis, ini merupakan faktor kecepatan dari pneumatik murni, sedangkan elektro pneumatik memiliki respon yang cepat karena kontrol dilakukan menggunakan sinyal listrik. Dan masih banyak lagi beberapa contoh perbedaan dari kedua sistem tersebut. Langsung saja kita bahas cara kerja dari elektro pneumatik dengan siklus (A-B+A+B-). 

C. Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-, B+, A+, B-.
Langsung saja berikut ini adalah rangkaian dari siklus A-, B+, A+, B-.. pada rangkaian elektro pneumatik. 


Sebelum masuk ke tahap cara kerjanya, perlu diketahui dan memahami lebih mendasar tentang komponen apa saja yang digunakan pada rangkaian ini. Komponen yang digunakan untuk aktuatornya yaitu menggunakan 2 buah silinder kerja Ganda. Lalu untuk mengontrol katupnya menggunakan solenoid double acting yang dengan katup 5/2. Pada sistem elektro pneumatiknya terdapat 1 buah tombol start, lalu ada 4 buah relay dan 2 buah sensor yang digunakan sebagai sensor A+, sensor A-, sensor B+ dan sensor B-. Setelah mengetahui komponen apa saja yang digunakan. Berikut ini adalah cara kerja siklus elektro pneumatik A-B+A+B-.

Perhatikan pada gambar di atas, pada rangkaian tersebut terdapat 12 baris jalur atau rangkaian elektro pneumatik.. Pada jalur ke 1 hingga jalur ke 9 adalah rangkaian pengontrol, dan pada jalur 9 hingga 12 merupakan jalur pengaktifan aktuator. 

Cara kerja dari rangkaian ini adalah, pada saat tombol start yang berada di jalur 1 di aktifkan, maka arus 24 volt akan mengalir untuk mengaktifkan R1 atau disebut dengan Relay 1. Kemudian, ketika R1 aktif terdapat kontak NO pada jalur 2 yang berperan untuk mengunci rangkaian. jadi, pada saat tombol start sudah tidak di tekan dan memutus jalur 1, Relay 1 tetap dapat aktif karena sudah di kunci oleh kontak NO (Normally Open) R1 yang berada di jalur 2. Karena R1 (Relay 1) aktif. maka kontak NO yang berada di jalur 9 aktif sehingga SOL!1 (Solenoid 1) aktif yang menyebabkan katup 5/2 bergeser ke kanan. Sehingga silinder kerja ganda A bergerak mundur menyentuh / mengaktifkan sensor A-. Perhatikan pada gambar di bawah ini sebagai gambarannya.


Lalu, Pada saat sensor A- Aktif, akan mengaktifkan jalur 3 dan 4. Sehingga rangkaian pada jalur atau rangkaian tersebut terkunci yang menyebabkan R2 aktif. Lalu terdapat kontak NO pada R2 di jalur 1 untuk memutus arus yang berada pada jalur 1 dan 2 (Rangkaian R1 (Relay1) mati atau terputus). Setelah R2 aktif, terdapat kontak NO pada R2 yang ada di jalur 11 yang menyebabkan SOL3 bergerak untuk mengaktifkan silinder kerja ganda B bergerak menyentuh sensor B+. Perhatikan pada gambar di bawah ini.


Lalu, Sensor B+ aktif karena silinder B bergerak maju. Maka sensor B+ yang berada di rangkaian 5 dan 6 terkunci untuk mengaktifkan R3. proses ini mirip dengan proses sebelumnya. Lalu tidak lupa R2 terputus karena ada kontak NC R3 yang ada di jalur 3. Kemudian kontak NO yang ada di jalur 10 aktif untuk mendorong silinder A bergerak maju hingga menyentuh sensor A+. Perhatikan pada gambar di bwah ini.

Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-

Sensor A+ aktif menyebabkan rangkaian yang ada di jalur 7 dan 8 aktif. Membuat rangkain tersebut terkunci. Setelah rangkaian terkunci sama dengan proses sebelumnya dimana pada jalur 5 dan 6 akan terputus dan jalur 12 akan akitif karena di sana ada kontak NO R4 yang akan mengaktifkan SOL4. Hal ini menyebabkan silinder kerja ganda B bergerak mundur hingga menyentuh sesnor B-. Pada saat sensor B- aktif maka rangkaian yang ada di jalur 7 dan 8 akan terputus.

Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-

Sekian penjelasan terkait bagaimana cara kerja dari rangkain elektro pneumatik untuk siklus (A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-). Jika ada hal yang ingin ditanyakan, silakan cantumkan hal tersebut di kolom komnetar, Terimakasih.

****
Tag : Pneumatic

Related Post:

2 Komentar untuk "Rangkaian Elektro Pneumatik dengan Siklus A-,B+,A+,B- atau A-B+A+B-"

Mas nya ini detail penjelasannya. Ngebantu banget buat kuliah pembelajaran pneumatik

Penjelasannya sangat detail sekali, jadi bahan untuk perkuliahan matkul pneumatik ini bisa sangat membantu sekali mas

Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

Back To Top