Rangkaian Sederhana 3 Silinder (Aktuator) pada Elektro Pneumatik - Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat kita tidak bisa lepas dari genggaman teknologi, teknologi akan mengikuti terus perkembangan jaman yang berlangsung hingga keadaan dilingkungan sekitar kita terotomatisasi dan kita lebih jadi lebih mudah untuk melakukan kegiatan apapun karena dampak tersebut. Untuk membuat sebuah peralatan yang berbasis otomatis, maka dibutuhkan sebuah sistem untuk mengoperasikan yang berbasis otomatis pula. Pada kesempatan kali ini, penyusun akan membahas mengenai sistem elektro pneumatik yang biasa digunakan untuk mengotomatisasi peralatan mekanik. Sebelum membahas lebih dalam mengenai elektro-pneumatik, apasih arti dari elekto-pneumatik?.
Elektro-Pneumatik adalah sistem kontrol yang terdapat pada peralatan pneumatik, dimana tekanan udara dikendalikan oleh arus listrik dan dioperasikan oleh katup-katup kontrol sebagai pembuka dan menutup jalur angin yang akan disalurkan ke berbagai komponen pneumatik hingga pada sistem tersebut menghasilkan suatu pergerakan mekanik dan begerak secara otomatis (Search from Wikipedia).
Oke langsung saja ke Point-nya, sistem electro-pneumatik hampir sama dengan pneumatik murni. Namun yang membedakan hanya pada sistem kontrol yang menggunakan arus listrik DC. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai dasar-dasar pada elektro-pneumatik maka pada kesempatan kali ini, penysun akan membahas rangkaian sederhana 3 silinder dengan sistem elektro-pneumatik. Sebelum membahas lebih lanjut, berikut ini komponen-komponen yang digunakan dalam sistem elektro-pneumatik 3 silinder.
A. Komponen Elektro Pneumatik 3 Silinder
Untuk membuat sebuah rangkaian sederhana maka mepersiapkan terlebih dahulu komponen apa saja yang digubakan pada rangkaian dasar menggunakan 3 silinder dengan sistem elektro-pneumatik. Berikut ini List komponen yang dibutuhkan :
Untuk membuat sebuah rangkaian sederhana maka mepersiapkan terlebih dahulu komponen apa saja yang digubakan pada rangkaian dasar menggunakan 3 silinder dengan sistem elektro-pneumatik. Berikut ini List komponen yang dibutuhkan :
- 3 buah Silinder kerja ganda (Double Acting cylinder)
- 1 gulung kabel merah dan 1 gulung kabel hitam
- 3 buah relay dengan 4 kontak untuk 1 relay
- 1 buah push buttun NO
- 3 buah Solenoid (katup 4/2 pembalik pegas)
- 6 buah Limit Switch
Setelah mengetahui komponen apa saja yang digunakan, berikut ini rangkaian 3 silinder sistem elektro pneumatik.
Penjelasan peletakan komponen yang akan dirangkai sudah penyusun Note pada gambar di atas, jadi pembaca tinggal membaca rangkaian secara teliti. Langsung saja cara kerjanya pada step pertama!
1. Rangkailah rangkaian sesuai dengan gambar di atas, pastikan pengerjaan dilakukan dengan teliti. Lalu setelah di rangkai dan sesuai. Step selanjutnya mengaktifkan sumber tegangan dan angin (Udara Bertekanan).
2. Setelah sumber sudah tersalurkan pada rangkaian, anda tekan push button (Tombol NO) hingga silinder di posisi maksimum.
3. Pada saat tombol start di tekan, maka tegangan akan mengalir di line (1) melewati push button (Tombol Start), kemudian kontak NO untuk sensor posisi C0 kemudian melewati kontak sensor limit switch posisi C1 dan yang terakhir mengaktifkan kontak relay K1.
4. Pada saat kontak relay K1 aktif, maka line (1) dan line (2) menjadi rangkaian pengunci. Kemudian disisi lain kontak relay NO di line (7) berubah menjadi NC dan mengalirkan tegangan untuk mengaktifkan solenoid.
5. Solenoid pada silinder A aktif dan silinder berubah posisi ke maksimum menyentu limit switch A1, Seperti pada gambar di bawah ini.
6. Setelah teraktuasi sensor A1, maka kontak sensor A1 yang awalnya NO menjadi NC. Kemudian mengalirkan tegangan melewati kontak NC pada sensor A0 dan yang terakhir mengaktifkan relay K2.
7. Setelah relay K2 aktif, step selanjutnya pada line (3) dan (4) rangkaian menjadi rangkaian pengunci. Namun di sisi lain, kontak relay NO pada line (8) berubah yang awalnya NO menjadi kondisi NC. Tegangan-pun mengalir mengaktifkan Solenoid 2Y.
8. Setelah solenoid aktif (2Y) maka silinder B akan bergerak maju hingga batang piston di posisi maksimum. Pada saat maksimum, maka sensor B1 akan teraktuasi.
9. Ketika sensor B1 teraktuasi oleh silinder B yang berada di posisi maksimum, maka kontak sensor yang awalnya NO berubah menjadi NC dan di line (5) tegangan mengalir melewati kontak NC sensor B0 dan terakhir mengaktifkan relay K3.
10. Setelah relay K3 aktif, di line (5) dan (6) akan menjadi kondisi rangkaian pengunci, namun disisi lain ada kontak relay dari k3 di line (9) yang berubah posisi dengan posisi awal NO menjadi NC.
11. Pada saat kontak K3 mengaktifkan solenoid, maka solenoid di silinder C akan berubah posisi katup dan membuat silinder C menjadi bergerak ke posisi maksimum hingga limit switch (sensor C1) teraktuasi.
12. Setelah C1 teraktuasi, selanjutnya di line (1) terdapat kontak sensor C1, yang awalnya sensor berada di posisi NC berubah menjadi NO hingga relay K1 tidak aktif.
13. Karena relay K1 tidak aktif, maka kontak di line (7) juga terputus, sehingga solenoid tidak aktif dan silinder A bergerak mundur menjadi posisi minimum. Contohnya line (1) tidak aktif bisa dilihat pada gambar di atas.
14. Pada saat posisi minimum di silinder A, sensor A0 teraktuasi dan memutuskan rangkaian pengunci pada line (3) dan (4). Seperti yang penyusun bilang tadi, dampaknya silinder B bergerak ke posisi minimum.
15. Setelah silinder B di posisi minimum, terdapat sensor B0 yang teraktuasi dan memutuskan rangkaian pengunci pada line (5) dan (6). Sama seperti yang penyusun katakan, Silinder C akan bergerak ke posisi minimum hingga sensor C0 teraktuasi.
16. Setelah sensor C0 aktif maka rangkaian akan kembali lagi ke posisi awal. dan siklus siap di jalankan kembali sesuai dengan urutan yang ada.
Demikian penjelasan dari penyusun mengenai cara kerja rangkaian sederhana dari elektro pneumatik yang menggunakan 3 silinder kerja ganda (double Acting cylinder). Jika ada saran bisa langsung komen di bawah kolom komentar. Mudah-mudahan ilmunya bisa bermanfaat. Jangan lupa untuk me non-aktifkan adblock anda, karena dengan melakukan itu anda sudah mendukung website ini, Terimakasih.
1. Rangkailah rangkaian sesuai dengan gambar di atas, pastikan pengerjaan dilakukan dengan teliti. Lalu setelah di rangkai dan sesuai. Step selanjutnya mengaktifkan sumber tegangan dan angin (Udara Bertekanan).
2. Setelah sumber sudah tersalurkan pada rangkaian, anda tekan push button (Tombol NO) hingga silinder di posisi maksimum.
3. Pada saat tombol start di tekan, maka tegangan akan mengalir di line (1) melewati push button (Tombol Start), kemudian kontak NO untuk sensor posisi C0 kemudian melewati kontak sensor limit switch posisi C1 dan yang terakhir mengaktifkan kontak relay K1.
4. Pada saat kontak relay K1 aktif, maka line (1) dan line (2) menjadi rangkaian pengunci. Kemudian disisi lain kontak relay NO di line (7) berubah menjadi NC dan mengalirkan tegangan untuk mengaktifkan solenoid.
5. Solenoid pada silinder A aktif dan silinder berubah posisi ke maksimum menyentu limit switch A1, Seperti pada gambar di bawah ini.
6. Setelah teraktuasi sensor A1, maka kontak sensor A1 yang awalnya NO menjadi NC. Kemudian mengalirkan tegangan melewati kontak NC pada sensor A0 dan yang terakhir mengaktifkan relay K2.
7. Setelah relay K2 aktif, step selanjutnya pada line (3) dan (4) rangkaian menjadi rangkaian pengunci. Namun di sisi lain, kontak relay NO pada line (8) berubah yang awalnya NO menjadi kondisi NC. Tegangan-pun mengalir mengaktifkan Solenoid 2Y.
8. Setelah solenoid aktif (2Y) maka silinder B akan bergerak maju hingga batang piston di posisi maksimum. Pada saat maksimum, maka sensor B1 akan teraktuasi.
9. Ketika sensor B1 teraktuasi oleh silinder B yang berada di posisi maksimum, maka kontak sensor yang awalnya NO berubah menjadi NC dan di line (5) tegangan mengalir melewati kontak NC sensor B0 dan terakhir mengaktifkan relay K3.
10. Setelah relay K3 aktif, di line (5) dan (6) akan menjadi kondisi rangkaian pengunci, namun disisi lain ada kontak relay dari k3 di line (9) yang berubah posisi dengan posisi awal NO menjadi NC.
11. Pada saat kontak K3 mengaktifkan solenoid, maka solenoid di silinder C akan berubah posisi katup dan membuat silinder C menjadi bergerak ke posisi maksimum hingga limit switch (sensor C1) teraktuasi.
12. Setelah C1 teraktuasi, selanjutnya di line (1) terdapat kontak sensor C1, yang awalnya sensor berada di posisi NC berubah menjadi NO hingga relay K1 tidak aktif.
13. Karena relay K1 tidak aktif, maka kontak di line (7) juga terputus, sehingga solenoid tidak aktif dan silinder A bergerak mundur menjadi posisi minimum. Contohnya line (1) tidak aktif bisa dilihat pada gambar di atas.
14. Pada saat posisi minimum di silinder A, sensor A0 teraktuasi dan memutuskan rangkaian pengunci pada line (3) dan (4). Seperti yang penyusun bilang tadi, dampaknya silinder B bergerak ke posisi minimum.
15. Setelah silinder B di posisi minimum, terdapat sensor B0 yang teraktuasi dan memutuskan rangkaian pengunci pada line (5) dan (6). Sama seperti yang penyusun katakan, Silinder C akan bergerak ke posisi minimum hingga sensor C0 teraktuasi.
16. Setelah sensor C0 aktif maka rangkaian akan kembali lagi ke posisi awal. dan siklus siap di jalankan kembali sesuai dengan urutan yang ada.
Demikian penjelasan dari penyusun mengenai cara kerja rangkaian sederhana dari elektro pneumatik yang menggunakan 3 silinder kerja ganda (double Acting cylinder). Jika ada saran bisa langsung komen di bawah kolom komentar. Mudah-mudahan ilmunya bisa bermanfaat. Jangan lupa untuk me non-aktifkan adblock anda, karena dengan melakukan itu anda sudah mendukung website ini, Terimakasih.
***
Tag :
Pneumatic
1 Komentar untuk "Rangkaian 3 Silinder (Aktuator) pada Elektro Pneumatik"
Lengkap mas penjelasan cara kerja untuk rangkaian 3 silinder.
saya mau nanya ni mas, sensor yang di pake itu sensor apa ya kalo boleh tau?
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !