Rangkaian Pneumatik 3 Silinder Dengan Siklus (A+,C+,B+,B-,A-,C-)

Rangkaian Pneumatik 3 Silinder Dengan Siklus (A+,C+,B+,B-,A-,C-)
Rangkaian Pneumatik 3 Silinder Dengan Siklus (A+,C+,B+,B-,A-,C-) - Saat ini teknologi otomasi semakin berkembang di dunia industri, Mulai dari penggunaan Robot, AI (Artificial intelligence) dan sistem yang berbasis komunikasi kabel maupun yang lainnya. Memasuki era Industri 4.0 membuat industri mengharuskan sistem mereka dapat di kontrol melalui jarak jauh dengan akses internet yang jangkauannya cukup luas. Namun, di sisi lain tidak semua industri siap melakukan perubahan sistem tersebut. Masih banyak dari mereka yang masih menggunakan sistem industri 3.0, yang mana pada industri 3.0 banyak industri yang sudah menggunakan sistem otomasi, Namun mesin atau alat yang ada di industri tidak di barengi dengan akses internet atau sistem jarak jauh yang memadai.

Jika melihat dari latar belakang yang disampaikan tadi sebenarnya tidak ada maksud dari itu semua. Pada kesempatan kali ini izinkan penyusun memberikan materi / ilmu yang mungkin dapat membantu anda dalam memecahkan masalah di dunia perindustrian. Tanpa basa-basi membuka pembicaraan pada kali ini, penyusun akan membeahas mengenai sistem pneumatik dengan menggunakan 3 buah silinder. Siklus yang akan di instruksikan yaitu A+,C+,B+,B-,A-,C-.

Pada pembahasan kasus ini, kita menggunakan aplikasi pneumatik murni (pure pneumatic). Siklus yang di buat memiliki beberapa kendala atau error pada sistemnya, yang mana jika tidak menggunakan rangkaian khusus berupa (cascade) maka rangkaian tersebut tidak bisa dijalankan. Untuk kasus kali ini bisa menyelesaikannya menggunakan rangkaian cascade sebagai jalan penyelesaian pada rangkaian tersebut. Pada gambar di bawah ini merupakan rangkaian dari pneumatik murni (Pure Pneumatic) dengan siklus A+,C+,B+,B-,A-,C-. (3 silinder).

Pneumatik A+ C+ B+ B- A- C-
Cara Kerja Rangkaian :

Bisa dilihat pada rangkaian di atas merupakan rangkaian pneumatik untuk siklus A+, C+, B+, B-,  A-, C-. jadi cara kerja dari rangakain tersebut yaitu :
  1. Pada saat tombol di tekan (katup 3/2 pengaktif tombol pembalik pegas) di tekan, maka katup yang awalnya NO menjadi NC dan mengalirkan tekanan angin untuk menggeser katup  5/2 pada silinder A.  Kemudian silinder A bergerak maju.
  2. Pada saat posisi silinder sudah dalam kondisi A+ atau (A1), selanjutnya sensor pada kondisi maximun di silinder akan aktif, untuk sensor yang digunakan yaitu (Katup 3/2 pengaktif roller pembalik pegas). seperti yang ada pada gambar pada saat sensor A+ atau  (A1) aktif maka kondisi awalnya NO akan berubah menjadi NC dan angin bertekanan akan mendorong katup 5/2 pada silinder C. Sehingga silinder C bergerak maju secara perlahan hingga menyentuh sensor C+ atau (C1).
  3. Pada saat sensor C+  atau (C1) aktif, kebetulan sensor yang digunakan merupakan katup 3/2 pengaktif roller pembalik pegas. Yang awalnya berada di katup NO bergerak / bergeser menjadi NC karena piston silinder C menyentuh katup roller yang ada pada sensor C+  atau (C1).
  4. Lalu tekanan angin yang ada pada sensor C+ (C1) akan mendrong katup 5/2 yang ada pada silinder B, sehingga silinder B bergerak maju / keluar menyentuh katup 3/2 pada sensor B+ atau (B1).
  5. Tekanan angin pada posisi awal tadi berada di jalur 1.
  6. Lalu sensor katup 3/2 pengaktif roller pembalik pegas pada sensor B+ atau (B1) akan bergeser katupnya menjadi NC dan tekanan angin tadi akan mendorong katup 5/2 pada rangkaian cascade untuk menggeser katup tersebut hingga jalur angin berpindah dari jalur 1 ke jalur 2. Kondisi ini membuat angin yang ada pada jalur 1 tidak ada tekana *terisi angin.
  7. Kemudian tanpa adanya katup pada jalur 2 untuk mendorong katup 5/2 pada silinder B. Sehingga silinder B bergerak mundur hingga sensor B- atau B0 teraktuasi.
  8. Pada saat sensor dari  B- atau B0 teraktuasi maka (katup 3/2  pengaktif roller pembalik pegas) akan bergeser, yang awalnya konsi NO menjadi NC dan memberikan tekanan angin ke katup 5/2 untuk berganti posisi katup hingga silinder A kembali ke posisi minimum.
  9. Pada saat silinder A di posisi minimum, maka katup 3/2 sensor A- atau  (A0) akan aktif dan sensor tersebut teraktuasi menggeser katup yang awalnya NO menjadi NC. Tekanan angin yang terhambat di katup 3/2 sensor A0 atau A- akan mendorong katup 5/2 pada silinder C sehingga Silinder C bergerak menjadi minimum atau berada di posisi C- (C0).
  10. Pada saat sensor C0 atau (C-) teraktuasi, maka pergeseran katup pada sensor tersebut terjadi dan menggeser ke posisi NC hingga katup 5/2 pada rangkaian cascade bergeser memindahkan jalur angin ke jalur 1 *kembali ke awal lagi.
Komponen yang Digunakan :
  • 3 Buah silinder kerja ganda  (Double Acting Cylinder)
  • 4 Buah Katup 5/2 pengaktif angin pembalik pegas
  • 1 Bauh Katup 3/2 pengaktif tombol pembalik pegas
  • 6 Buah Ktup 3/2 pengaktif Roller pembalik pegas
Cukup sekian materi yang dapat penyusun sampaikan, jika ada salah kata mohon di maklumi, semoga ilmunya bermanfaat. Thank you.

***
Tag : Pneumatic
5 Komentar untuk "Rangkaian Pneumatik 3 Silinder Dengan Siklus (A+,C+,B+,B-,A-,C-) "

Itu berada di alat industri apa?

Biasanya tergantung kebutuhan produksi mba, siklusnya bisa di ubah kok sesuai dengan kebutuhan

Selamat pagi, maaf pak mau tanya. Untuk rangkain yg bawah itu terusan dr rangkaian atas yg seharusnya ke samping kanan. Atau memang harus d bwh seperti itu? Terimakasih atas ilmunya

sebenarnya rangkaian yang di bawah itu untuk menyelesaikan masalahnya, jadi siklusnya ga bertabrakan.

Cara bikinnya gimana ya? apakah ada file fluidnya?

Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

Back To Top