Pemrograman Logika Dasar pada PLC - Pada artikel kali ini akan membahas mengenai pemahaman logika dasar pemrograman PLC dengan menggunakan bahasa ladder diagram. Pada dasarnya ada 5 jenis bahasa pemrograman pada pemrogamman PLC yaitu:
- Ladder diagram
- Function Block Diagram
- Sequential Function Chart
- Structure Text
- Instruction List
Sebelum memulai, maaf sebelumnya pada artikel
ini saya
tidak akan membahas semua bahasa pemrograman yanga ada di PLC. Jika anda
bertanya-tanya bahasa apa yang
paling sering digunakan untuk pemrograman PLC, tiap orang mungkin akan
berbeda-beda, tapi khusus saya bisa menjawab ladder diagram. Bahasa ini yang
paling umum digunakan di PLC dan hampir selalu ada pada semua jenis PLC. Perlu
diketahui bahwa beberapa PLC bisa diprogram dengan lebih dari 1 bahasa
pemrograman. “Lalu kenapa ladder diagram merupakan jenis bahasa pemrograman
yang
paling banyak digunakan?”.
Membuat program dengan ladder diagram tidak
jauh berbeda dengan merangkai instalasi listrik dan menurut saya pelajaran instalasi
listrik merupakan materi paling dasar yang hampir
dimiliki oleh semua orang
yang
terjun di bidang kelistrikan, bahkan ada beberapa
mekanik lulusan SMK bisa memrogram PLC asalkan paham mengenai materi dasar untuk instalasi listrik.
Ladder Diagram atau biasa disebut dengan diagram tangga
merupakan skema khusus yang biasa digunakan untuk mendokumentasikan sistem
logika kontrol di lingkungan industri. Disebut dengan “tangga” karena pada laddernya sendiri
menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal kanan – kiri (power supply) dan
banyak “anak tangga” (garis horizontal) yang mewakili rangkaian kontrol. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar
dibawah ini.
Lihat gambar di atas yang menampilkan
bagaimana sebuah rangkaian listrik sederhana ditulis menggunakan ladder diagram. Pada gambar (a) sebelah kiri menunjukkan
rangkaian tersebut digunakan untuk menyalakan atau
mematikan sebuah motor listrik. Anda
bisa menggambar ulang rangkaian pada gambar kiri dengan cara yang berbeda,
yaitu menggunakan dua garis vertikal untuk mewakili rel pada daya input dan menambahkan kontak dan
relay di antara keduanya. Lalu pada gambar
(b) sebelah kanan menunjukkan hasil dari rangkaian listrik sederhana yang di
confirm ke dalam bentuk Ladder Diagram. Kedua sirkuit tersebut memiliki saklar seri dengan relay yang
akan mengkatifkan motor ketika saklar
ditutup. Jika terdapat puluhan rangkaian seperti ini, maka akan lebih jelas
menggambarkan menyerupai tangga seperti ladder diagram.
1. Pada ladder diagram, garis vertikal pada sebelah kiri bisa dianalogikan sebagai sisi positif dari sumber tegangan, sedangkan pada garis vertikal sebelah kanan merupakan sisi negative dari sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir dari kiri ke kanan melalui rangkaian logika pada setiap baris.
2. Lalu di setiap baris mewakili satu rangkaian logika proses control.
3. Cara membaca ladder diagram dengan membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
4. Pada saat PLC diaktifkan, proses scanning akan berkerja pada semua baris program hingga selesai. Dimulai dari line kiri ke kanan, lalu baris paling atas turun ke baris di bawahnya kemudian dilanjutkan lagi dari kiri ke kanan seterusnya hingga ujung kanan baris terbawah.
5. Selanjutnya di setiap baris pada dasarnya harus dimulai dengan input dan diakhiri setidaknya ada 1 buah output. Sedangkan pada output akan memberi perintah atau mengendalikan perangkat yang dihubungkan PLC.
6. Output dan Input diidentifikasi berdasarkan alamatnya, setiap penamaan alamat tergantung dari produsen PLC yang ada. Alamat ini akan digunakan sebagai penyimpanan kondisi pada memori PLC-nya.
7. Beberapa kontak bisa saja muncul lebih dari satu kali pada baris yang berbeda, komtak tersbut akan aktif secara bersamaan jika memiliki alamat yang sama. Namun tidak demikian dengan output atau relay yang disebelah kiri. Mereka hanya dibolehkan untuk dituliskan1 kali sajq.
Untuk
menggambar ladder diagram
ada
beberapa hal yang menjadi acuan dasar dalam membuatnya, antara lain sebagai berikut:
Gambar di bawah adalah alur pembacaan program PLC pada program yang telah dibuat.
KONTAK DAN RELAY PADA LADDER DIAGRAM
1. Kontak yang ada pada pemrograman PLC pada umumnya digunakan sebagai penyambung maupun pemutus arus listrik. Seperti halnya cara kerja dari sakelar, Kontak mempunyai 2 kondisi utama, yaitu kondisi NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed). Pada saat kontak dalam kondisi NO kondisi ini belum diaktifkan dalam keadaan terbuka, sedangkan pada kondisi NC dalam keadaan tertutup. Dalam progam PLC dengan Ladder diagram, kontak sebagai penyambung atau pemutus logika program ke sisi sebelah kanannya.
Gambar di bawah adalah alur pembacaan program PLC pada program yang telah dibuat.
KONTAK DAN RELAY PADA LADDER DIAGRAM
1. Kontak yang ada pada pemrograman PLC pada umumnya digunakan sebagai penyambung maupun pemutus arus listrik. Seperti halnya cara kerja dari sakelar, Kontak mempunyai 2 kondisi utama, yaitu kondisi NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed). Pada saat kontak dalam kondisi NO kondisi ini belum diaktifkan dalam keadaan terbuka, sedangkan pada kondisi NC dalam keadaan tertutup. Dalam progam PLC dengan Ladder diagram, kontak sebagai penyambung atau pemutus logika program ke sisi sebelah kanannya.
2. Coil
atau Relay pada bahasa pemrograman Ladder Diagram secara umum sama dengan relay jika dilihat dengan bentuk fisiknya. Pada bahasa pemrograman PLC, relay pada umumnya
disimbolkan dengan bentuk bulatan. Contoh kontak dan relay dalam Ladder biagram
sebagai berikut:
Pada gambar di atas merupakan kontak dari Input dengan alamat 0.00 yang digunakan untuk mengendalikan relay pada 1.00 dan 1.01. Baris pertama menggunakan kontak NO sedangkan pada baris kedua menggunakan Kontak NC. Dalam kondisi Input belum diaktifkan, kontak NC sudah tersambung sehingga relay 1.01 pada kondisi menyala. Saat Input diaktifkan, maka yang terjadi yaitu:
Pada saat ini Relay 1.00 dalam kondisi aktif karena Kontak 0.00 sudah diaktifkan. Dari gambar di atas dapat diketahui apabila relay dengan nama tertentu dikatifkan, maka semua kontak dengan nama yang sama akan aktif, Oleh sebab itu semua kontak pada relay 1.00 akan aktif.
LOGIKA DASAR PADA PEMROGRAMAN PLC
Pada dasarnya ada banyak kondisi pengendalian yang menyaratkan beberapa keadaan yang harus dipenuhi pada pemroraman PLC, sehingga kondisi output tertentu bisa aktif sesuai dengan yang diharapkan sesuai dengan program yang dibuat. contohnya, Pada mesin bor otomatis, mungkin ada beberapa kondisi yang menyatakan bahwa motor bor hanya diaktifkan jika limit switch tertekan yang menunjukkan adanya benda kerja dan posisi bor sebagai pada permukaan benda kerja. Situasi semacam ini akan melibatkan logika pemrograman “AND” sebagai fungsi logika, dimana kondisi A dan kondisi B yang mana kedua kondisi tersebut terpenuhi. Sehingga outputnya dapat diaktifkan.
1. Logika Dasar NOT
Pada gambar di bawah. Sebelum kontak A ditekan, output sudah menyala. Namun sebaliknya saat kondisi kontak A ditekan, maka output akan mati. Logika ini disebut dengan logika NOT Logic. Logika ini sering dipakai untuk memutus aliran arus listrik atau digunakan sebagai instruksi OFF.
2. Logika Dasar AND
Pada gambar di bawah menunjukkan output tidak bisa diaktifkan kecuali kedua kontak tersebut dalam kondisi aktif. Kombinasi kontak ini disebut dengan logika AND Logic. Dengan demikian, jika salah satu input A atau B saja yang aktif, maka output tidak akan menyala.
Salah satu contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC yaitu pada pengoperasian beberapa mesin industry, Contohnya pada proses stamping produk. Ketika melakukan stamping, operator harus menekan 2 buah tombol yang berada di dekat tangan kanan dan kirinya, sehingga dapat dihindari kecelakaan kerja.
3. Logika Dasar OR
Pada gambar di bawah menunjukkan output bisa diaktifkan hanya dengan mengaktifkan salah satu kontak saja, kontak A atau kontak B. Kombinasi kontak ini disebut dengan logika OR Logic.
Pada gambar di atas merupakan kontak dari Input dengan alamat 0.00 yang digunakan untuk mengendalikan relay pada 1.00 dan 1.01. Baris pertama menggunakan kontak NO sedangkan pada baris kedua menggunakan Kontak NC. Dalam kondisi Input belum diaktifkan, kontak NC sudah tersambung sehingga relay 1.01 pada kondisi menyala. Saat Input diaktifkan, maka yang terjadi yaitu:
Pada saat ini Relay 1.00 dalam kondisi aktif karena Kontak 0.00 sudah diaktifkan. Dari gambar di atas dapat diketahui apabila relay dengan nama tertentu dikatifkan, maka semua kontak dengan nama yang sama akan aktif, Oleh sebab itu semua kontak pada relay 1.00 akan aktif.
LOGIKA DASAR PADA PEMROGRAMAN PLC
Pada dasarnya ada banyak kondisi pengendalian yang menyaratkan beberapa keadaan yang harus dipenuhi pada pemroraman PLC, sehingga kondisi output tertentu bisa aktif sesuai dengan yang diharapkan sesuai dengan program yang dibuat. contohnya, Pada mesin bor otomatis, mungkin ada beberapa kondisi yang menyatakan bahwa motor bor hanya diaktifkan jika limit switch tertekan yang menunjukkan adanya benda kerja dan posisi bor sebagai pada permukaan benda kerja. Situasi semacam ini akan melibatkan logika pemrograman “AND” sebagai fungsi logika, dimana kondisi A dan kondisi B yang mana kedua kondisi tersebut terpenuhi. Sehingga outputnya dapat diaktifkan.
1. Logika Dasar NOT
Pada gambar di bawah. Sebelum kontak A ditekan, output sudah menyala. Namun sebaliknya saat kondisi kontak A ditekan, maka output akan mati. Logika ini disebut dengan logika NOT Logic. Logika ini sering dipakai untuk memutus aliran arus listrik atau digunakan sebagai instruksi OFF.
2. Logika Dasar AND
Pada gambar di bawah menunjukkan output tidak bisa diaktifkan kecuali kedua kontak tersebut dalam kondisi aktif. Kombinasi kontak ini disebut dengan logika AND Logic. Dengan demikian, jika salah satu input A atau B saja yang aktif, maka output tidak akan menyala.
Salah satu contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC yaitu pada pengoperasian beberapa mesin industry, Contohnya pada proses stamping produk. Ketika melakukan stamping, operator harus menekan 2 buah tombol yang berada di dekat tangan kanan dan kirinya, sehingga dapat dihindari kecelakaan kerja.
3. Logika Dasar OR
Pada gambar di bawah menunjukkan output bisa diaktifkan hanya dengan mengaktifkan salah satu kontak saja, kontak A atau kontak B. Kombinasi kontak ini disebut dengan logika OR Logic.
***
Tag :
PLC
0 Komentar untuk "Pemrograman Logika Dasar pada PLC"
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !